Penyakit Ikan Patin: Jenis, Gejala, Penyebab, dan Cara Cegah

Penyakit Ikan Patin: Jenis, Gejala, Penyebab, dan Cara Cegah

Ikan patin merupakan salah satu komoditas ikan dengan daya konsumsi yang cukup tinggi di Indonesia. Membudidayakan ikan patin pasti akan membawa keuntungan yang cukup besar.

Dikutip dari Kementerian Kelautan dan Perikanan, industri patin Indonesia berhasil merebut pasar global. Kesempatan patin lokal menguasai pasar internasional telah terbuka luas.

Namun, ketika melakukan budidaya ikan patin, wabah penyakit juga harus dipertimbangkan karena dapat mengganggu proses budidaya. Tidak hanya itu, ikan patin yang mengalami gangguan kesehatan akan mengalami perubahan perilaku. Mulai dari penurunan daya apung, gerakan lambat, dan penurunan nafsu makan.

Jika Bapak/Ibu melihat beberapa tanda tersebut, sebaiknya waspada terhadap penyakit yang rentan menyerang ikan patin. Bapak/Ibu perlu melakukan pemantauan rutin dan pencegahan dini agar ikan patin tidak mudah terserang penyakit.

Penyebab Penyakit pada Ikan Patin

Penyakit ikan patin disebabkan oleh parasit atau faktor kondisi kolam yang tidak sesuai. Selain hal tersebut, munculnya penyakit dipengaruhi oleh kondisi ikan yang lemah. Bapak/Ibu perlu mengetahui apa saja penyebab ikan patin sakit agar meminimalkan serangan penyakit.

Sumber penyakit yang menyerang ikan bisa dikarenakan infeksi bakteri, jamur, parasit, dan beberapa penyakit lain seperti cedera, tumor atau kelainan, konstipasi, dan penyakit bawaan. Infeksi parasit adalah penyakit paling menyeramkan karena mudah menular.

Oleh karena itu, Bapak/Ibu perlu mengetahui apa saja penyebab yang membuat ikan patin sakit. Tujuannya untuk mencegah penyakit muncul akibat sumber penyakit di atas.

1. Serangan Parasit

Masalah utama dalam budidaya ikan patin adalah munculnya penyakit parasit. Serangan parasit dapat menyebabkan penurunan kualitas budidaya mulai dari menurunkan produktivitas ikan patin hingga menyebabkan kerugian ekonomi bagi Pembudidaya.

2. Lingkungan Tercemar

Lingkungan yang tercemar (amonia yang menjadi racun) akan mengakibatkan luka bakar pada jaringan ikan, termasuk luka pada insangnya. Kemudian, ikan akan memperlihatkan gejala keracunan. Ikan yang terpapar amonia biasanya akan melakukan gerakan menghentak tak beraturan dan menunjukkan perilaku lesu maupun berdiam diri di bawah air.

3. Kualitas Air Menurun

Lingkungan dengan fluktuasi suhu, pH, salinitas, dan kekeruhan yang besar akan menyebabkan stres dan mengurangi nafsu makan ikan. Akibatnya, tingkat ikan patin yang sakit tinggi dan hasil panen Bapak/Ibu tidak maksimal.

4. Pakan Tidak Sesuai

Pakan yang tidak sesuai dengan kebutuhan ikan akan membuat ikan tidak tumbuh dengan baik, bahkan mudah terserang penyakit. Pakan dengan kualitas baik akan membantu terciptanya sistem ketahanan tubuh pada ikan.

5. Tubuh Ikan Terluka

Tubuh ikan patin yang terluka akan berlendir atau mengeluarkan nanah. Hal ini biasanya disebabkan oleh infeksi yang dibarengi dengan berbagai penyakit lainnya.

6. Faktor Genetik

Kondisi tubuh ikan yang lemah karena faktor genetik (kurang kuat menghadapi perubahan lingkungan) akan mengakibatkan kelainan. Salah satu penyebanya adalah perkawinan satu keturunan (inbreeding).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Pengobatan Hewan