Animalclinicofhonolulu.com – Penyakit sapi gila atau bovine spongiform encephalopathy (BSE) adalah gangguan neurologis yang ditandai dengan adanya kerusakan pada otak. Kondisi ini biasa terjadi pada sapi, namun bisa juga menyerang manusia.
Perlu diketahui, penyakit sapi gila pada manusia dikenal dengan sebutan variant Creutzfeldt-Jakob Disease (vCJD). Kondisi ini dapat menimbulkan gejala menyerupai demensia. Mari kenali lebih dalam tentang penyakit sapi gila pada manusia dalam artikel di bawah ini.
Apa itu Penyakit Sapi Gila?
Penyakit sapi gila atau bovine spongiform encephalopathy (BSE) adalah penyakit yang ditandai dengan kerusakan pada otak. Pada dasarnya, BSE merupakan penyakit fatal pada hewan ternak akibat penumpukan protein abnormal yang disebut prion.
Namun tidak hanya pada sapi atau hewan ternak lainnya, prion tersebut juga dapat menyebar ke manusia dan berdampak negatif pada bentuk protein normal di otak manusia. Tentunya, hal ini dapat menyebabkan fungsi normal otak terganggu.
Perlu diketahui, penyakit sapi gila dapat berkembang dengan cepat dan menyebabkan demensia, bahkan berujung kematian.
Penyebab Penyakit Sapi Gila
Seperti yang sudah dijelaskan, penyakit Creutzfeldt-Jakob pada manusia disebabkan oleh keberadaan protein abnormal (prion) di dalam otak. Terdapat beberapa jenis penyakit Creutzfeldt-Jakob yang diketahui, untuk variant Creutzfeldt-Jakob disease (vCJD), infeksi dapat terjadi akibat mengonsumsi daging sapi yang telah terinfeksi bovine spongiform encephalopathy (BSE).
Selain itu, jenis penyakit Creutzfeldt-Jakob yang lain dapat ditularkan dalam beberapa cara, di antaranya:
Keturunan (genetic CJD), seseorang memiliki probabilitas 10–15% mengidap penyakit Creutzfeldt-Jakob ketika memiliki keluarga dengan riwayat kesehatan serupa.
Sporadik (sporadic CJD), tidak diketahui secara pasti apa penyebabnya.
Kontaminasi (acquired CJD), penyakit Creutzfeldt-Jakob juga bisa terjadi setelah seseorang menjalani prosedur medis tertentu seperti transplantasi organ atau operasi dengan alat yang terkontaminasi.
Gejala Penyakit Sapi Gila
Penyakit Creutzfeldt-Jakob ditandai dengan penurunan kesehatan mental dan kemampuan fisik yang drastis, biasanya dalam jangka waktu beberapa bulan. Adapun gejala awalnya meliputi:
Gerakan tubuh yang tiba-tiba (dystonia).
Gangguan penglihatan.
Kelemahan otot.
Kesulitan menelan.
Gangguan keseimbangan.
Insomnia.
Perubahan kepribadian.
Depresi.
Kehilangan ingatan.
Gangguan pola pikir.
Kesulitan berkomunikasi.
Ansietas (perasaan tidak tenang).
Seiring dengan perkembangan penyakit, gejala mental dan gangguan fungsi tubuh yang terjadi bisa semakin buruk. Saat penyakit sudah pada tahap lanjut, penderita dapat mengalami gejala-gejala demensia, seperti kesulitan mengingat dan berpikir.
Diagnosis Penyakit Sapi Gila
Penyakit Creutzfeldt-Jakob hanya bisa didiagnosis secara pasti melalui biopsi otak saat autopsi, yang artinya ketika penderita sudah meninggal dunia. Namun, dokter dapat melakukan pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang untuk memastikan gejala yang dialami pasien.
Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mendeteksi beberapa gejala khas, seperti refleks abnormal, spasme otot, dan gangguan koordinasi. Sebagian penderita penyakit ini juga dapat mengalami perubahan pada penglihatannya bahkan hingga menyebabkan kebutaan.
Setelah itu, dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan penunjang, seperti:
EEG (elektroensefalogram): Untuk mengukur aktivitas listrik dari otak.
MRI: Untuk mendiagnosis kelainan pada otak.
Pemeriksaan cairan spinal (pungsi lumbal): Untuk menguji keberadaan protein tertentu atau penyebab lain di dalam cairan spinal.
Komplikasi Penyakit Sapi Gila
Jika dibiarkan, penyakit ini dapat memicu sejumlah komplikasi yang berbahaya bagi tubuh dan mengganggu kehidupan penderitanya, seperti:
Sulit berpikir dan mengingat.
Menarik diri dari keluarga dan lingkungan sekitarnya.
Menjadi tidak peduli terhadap diri sendiri.
Risiko kematian meningkat.
Cara Meredakan Gejala Penyakit Sapi Gila
Hingga kini, belum ditemukan pengobatan yang efektif untuk penyakit Creutzfeldt-Jakob. Telah banyak dilakukan pengujian terhadap berbagai jenis obat, seperti antibiotik, steroid, antiviral, dan lain-lain, namun tidak menunjukkan hasil yang signifikan.
Oleh karenanya, fokus pengobatan penyakit ini lebih kepada upaya meredakan nyeri dan perawatan dukungan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Dengan begitu, penderita akan lebih nyaman dalam menjalani aktivitas sehari-hari.
Cara Mengurangi Risiko Penularan Penyakit Sapi Gila
Tidak ada cara pasti dalam mencegah penyakit Creutzfeldt-Jakob. Bahkan, upaya sterilisasi untuk mencegah penyebaran bakteri dan virus ke tubuh juga tidak efektif untuk menghindari penyakit ini. Meski begitu, alangkah baiknya jika berusaha mengurangi risiko penularan melalui beberapa langkah berikut ini:
Mengurangi impor daging, terutama yang berasal dari negara yang rentan terhadap variant Creutzfeldt-Jakob disease (vCJD), seperti Inggris, Skotlandia, dan Irlandia.
Pengawasan terhadap hewan ternak diperketat, termasuk pengaturan pakan, perawatan hewan yang sakit, dan pembatasan konsumsi hewan ternak yang berpotensi menularkan variant Creutzfeldt-Jakob disease (vCJD).
Menghilangkan sumber infeksi menjadi salah satu langkah untuk mengurangi risiko penyebaran variant Creutzfeldt-Jakob disease (vCJD). Hal ini bisa dilakukan dengan cara menghancurkan bangkai daging yang dapat menularkan penyakit ke manusia maupun hewan lainnya.
Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter jika mengalami beberapa keluhan yang mengarah ke kondisi vCJD. Anda dapat langsung mengunjungi Siloam Hospitals terdekat di kota Anda untuk mendapatkan penanganan secara tepat.
Anda dapat memanfaatkan fitur Cari Dokter untuk memudahkan akses pelayanan kesehatan di Siloam Hospitals. Fitur tersebut telah dilengkapi dengan informasi mengenai jadwal dokter dan pembuatan janji temu dengan dokter terkait.
